Pilihan Aman Bertransaksi, Budaya Cerdas Nasabah Masa kini
Lelaki itu tergesa menghampiriku. Wajahnya
terlihat pias. Ada apa gerangan, tanyaku
dalam hati. Bukankah beberapa menit yang
lalu dia meminta ijin mengambil uang tunai di ATM. Kini dia kembali seperti
telah terjadi sesuatu yang serius.
‘’Kau lihat ibu tua dengan anak
remaja dalam box ATM itu?’’ katanya dengan nada emosional.
‘’Yup, terus masalahnya dimana?‘’ tanyaku.
Dari balik pagar, aku melirik 2 perempuan yang sedang melakukan transaksi .
‘’Barusan yah, aku mendengar sendiri,
nenek itu seperti sedang melaksanakan instruksi suara dari HP yang dipegangnya.
Aku khawatir mereka sedang menjadi incaran penjahat dengan modus mentransfer
sejumlah uang’’
‘’Apa?!! seketika aku terlonjak dari
atas jok sepeda. Kutepuk bahunya. Kalau sudah tahu begitu, kenapa kamu masih diam
saja. Cepat sekarang kau hubungi petugas
keamanan, sebelum transaksi itu memakan korban’’ lelaki itupun bergegas kembali
ke parkiran ATM.
Mendapat laporan suamiku, petugas
keamanan segera bereaksi dengan mengambil handphone si nenek. Wajahnya pun
terlihat tegang, ketika berkomunikasi dengan suara di seberang. Tak berapa
lama, suamiku kembali dengan perasaan lega.
‘’Benarlah bu, jika nenek itu begitu
polos dan tak tahu jika dia sedang dalam incaran penjahat’’. Tadi petugas
keamanan sudah berbicara panjang lebar dengan suara di handphone nenek. Alhasil
penipu itupun dibuatnya tak berkutik’’, katanya. Alhamdulillah, terima
kasih Ya Allah, telah Kau selamatkan sang nenek dari kejahatan orang yang tak bertanggung
jawab, suaraku lirih.
Sore itu kami pulang dengan perasaan bahagia sekaligus pias. Bahagia, karena kami berhasil menggagalkan aksi penipuan. Pias, dengan makin maraknya kejahatan yang kian menggila. Masih belum pulih ingatanku, setelah sebelumnya ibukupun nyaris menjadi korban penipuan dengan modus anggota keluarga mengalami kecelakaan. Beruntung ibu tidak langsung terperdaya dan justeru menggertak balik sang penjahat kelas teri itu.
Sore itu kami pulang dengan perasaan bahagia sekaligus pias. Bahagia, karena kami berhasil menggagalkan aksi penipuan. Pias, dengan makin maraknya kejahatan yang kian menggila. Masih belum pulih ingatanku, setelah sebelumnya ibukupun nyaris menjadi korban penipuan dengan modus anggota keluarga mengalami kecelakaan. Beruntung ibu tidak langsung terperdaya dan justeru menggertak balik sang penjahat kelas teri itu.
Penjahat jaman now. Kejahatan mereka
seperti tak lagi mengenal batas dan jarak. Berbagai modus mereka tebar. Pasang
umpan dimana-mana. Pancing korban dengan berbagai cara. Dan parahnya lagi, perbuatan kriminal itu
seperti sudah terkonsep rapi dengan sistem berantai. Buktinya, walaupun pihak
berwenang sudah mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dengan maraknya
berbagai aksi penipuan baik via sms maupun perbankan, tetapi korban masih terus
berjatuhan dengan kerugian materi tak sedikit.
Pengalaman pribadi? rasanya hampir tiap
hari aku dan suamiku menerima sms berhadiah, mama minta pulsa, email
notifikasi, telepon misterius, sampai kertas undian yang dilempar didepan
rumah. Suatu kali, saking penasarannya, suamikupun mencoba menghubungi no.
telepon yang tertera. Saking semangatnya seakan mangsa sudah terjerat, penipu
itupun berbicara panjang lebar dengan meminta kami melakukan ini itu. Giliran
suami mengaku dari anggota kepolisian, dia langsung tancap gas tutup hp he..he..he..(maap,
ya pak polisi). Intinya mereka sebenarnya penjahat kelas teri yang nyatanya
juga bisa dikibulin balik. Mereka hanya memanfaatkan kehebohan begitu calon
korbannya tergiur dengan hadiah dan tawaran-tawaran bombastis tetapi tidak
realistis sama sekali.
Waspada Celah Kejahatan Perbankan, Harus !
Pesatnya transaksi bisnis dan belanja secara online via internet yang sangat tinggi serta energi dan semangat pertumbuhan digital saat ini, sayangnya tidak diiringi dengan kesadaran pelaku bisnis dan masyarakat akan risiko dari serangan cyber. Bahkan sebuah laporan menunjukan masyarakat Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara paling berisiko mengalami serangan cyber.
Secara garis besar ada dua faktor utama mengapa banyak orang terjerat dalam jebakan kriminalitas dunia keuangan. Faktor pertama adalah tidak menyadari pentingnya keamanan data serta terlalu mudah percaya pada orang lain. Apalagi dengan kemajuan tekhnologi yang terus bekembang seperti saat ini. Pelaku kriminalpun seperti tak kekurangan akal. Mereka akan mencari segala celah untuk mencari kelengahan kita dengan memanfaatkan tekhnologi, termasuk memanipulasi akun email maupun media sosial pribadi anda.
(+) financial malware
Salah satu risiko yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan internet banking adalah kemungkinan terjadinya tindakan kriminal dengan memanfaatkan teknologi internet atau yang lebih dikenal dengan istilah cybercrime atau internet fraud atau penipuan melalui internet.
Peningkatan tindakan kriminal dengan memanfaatkan teknologi internet (malware, identity theft, internet abuse, hacking, dsb) semakin sering hal ini terlihat dari berbagai kasus serangan cyber seperti pembobolan dan sinkronasi token memperlihatkan tren pergeseran pola serangan cyber, yang tadinya menargetkan bisnis dan pemerintah, kini semakin gencar menargetkan konsumen secara langsung. Pesatnya transaksi bisnis dan belanja secara online via internet yang sangat tinggi serta energi dan semangat pertumbuhan digital saat ini, sayangnya tidak diiringi dengan kesadaran pelaku bisnis dan masyarakat akan risiko dari serangan cyber. Bahkan sebuah laporan menunjukan masyarakat Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara paling berisiko mengalami serangan cyber.
Secara garis besar ada dua faktor utama mengapa banyak orang terjerat dalam jebakan kriminalitas dunia keuangan. Faktor pertama adalah tidak menyadari pentingnya keamanan data serta terlalu mudah percaya pada orang lain. Apalagi dengan kemajuan tekhnologi yang terus bekembang seperti saat ini. Pelaku kriminalpun seperti tak kekurangan akal. Mereka akan mencari segala celah untuk mencari kelengahan kita dengan memanfaatkan tekhnologi, termasuk memanipulasi akun email maupun media sosial pribadi anda.
Pun dengan dunia perbankan yang juga
semakin berkembang. Ada beragam cara untuk mengakses dana pribadi tanpa perlu
membawa uang tunai. Tetapi perkembangan tersebut juga diikuti dengan
berkembangnya akal para kriminal keuangan yang tidak bertanggung jawab.
Berikut
adalah beberapa celah penipuan perbankan yang harus anda waspadai.
(+) financial malware
Para pembuat malware merombak program mereka untuk menghindar
dari deteksi antivirus yang kian canggih di komputer nasabah dan pada server
bank. Caranya, dengan melibatkan banyak strategi yang membuat modusnya lebih
berliku. Untuk menghindari antivirus, salah satunya dengan memanfaatkan
situs web, sehingga pengakses situs web itu tidak menyadari dan tetap merasa
nyaman melayari homepage tersebut karena tidak merasa terganggu oleh program
jahat yang sebenarnya sedang mengunduh (download) data dan dokumen dari
komputernya. Malware itu umumnya ditempatkan di
web server. Tujuannya jelas, pemakai tetap merasa nyaman mendownload,
browsing, dan memasukkan data perbankan elektronik, padahal di komputernya
sudah bersarang malware yang mencuri data rahasia itu. agar malware tidak cepat terdeteksi oleh antivirus dan makin mudah
dimodifikasi, kini ada malware yang disebar menggunakan Trojan-Downloader, yang
bisa menghancurkan dirinya sendiri setelah beraksi.
(+) skimming
Skimming adalah teknik lama yang
digunakan pembobol kartu ATM dengan menempatkan alat tersembunyi pada mesin ATM
untuk merekam data dari strip magnetik kartu ATM. Caranya adalah
dengan menempatkan alat sederhana berbentuk chip di lubang tempat memasukkan kartu
ATM yang akan merekam data pengguna ATM. Selain itu biasanya pembajak akan
menempatkan kamera kecil di salah satu sisi mesin ATM untuk merekam saat tangan
pengguna memencet kode PIN. Dengan demikian mereka sudah mendapatkan data pribadi
sekaligus PIN kartu pengguna ATM.
(+) Phising
(+) Phising
Phishing adalah
pencurian data identitas penting milik orang lain, seperti data pribadi yaitu
nama, alamat, email, nomor telepon genggam, dan lain sebagainya, dan juga data
yang berkaitan dengan keuangan seperti nomor rekening bank, nomor dan PIN kartu
ATM, dan data kartu kredit seperti nomor, PIN, dan nomor di belakang kartu. Phishing
melalui e-mail biasanya berisi permintaan dari pihak bank tertentu agar nasabah
memperbarui data pribadi, termasuk nomor rekening. Dalam e-mail tersebut ada
link menuju formulir tertentu untuk memperbarui informasi pribadi. Link ini
sudah pasti tidak menuju situs web bank nasabah, melainkan milik para
cybercrime. Di sini nasabah akan dikelabui, karena tampilannya dibuat sama
seperti situs web bank pada umumnya. Karena website tersebut tampak seperti
asli, nasabah tidak akan mencurigainya, sehingga dengan senang hati nasabah
akan memperbarui data dan informasi pribadi, termasuk informasi yang sebetulnya
bersifat rahasia.
Cara lain adalah memodifikasi file "host " di server, sehingga penjahat bisa "membelokkan " browser ke situs lain saat melakukan browsing. Semisal anda sedang melakukan browsing ke sebuah situs bank, misalnya http://www.abc.com. Browser yang digunakan tidak akan membuka situs web bank tersebut, melainkan dibelokkan ke halaman situs web lain yang tampilannya sama. Dan Anda akan mengisi data pribadi di halaman web tersebut, termasuk PIN Anda.
(+) SIM swap (PEMBAJALAM KARTU SIM),
Cara lain adalah memodifikasi file "host " di server, sehingga penjahat bisa "membelokkan " browser ke situs lain saat melakukan browsing. Semisal anda sedang melakukan browsing ke sebuah situs bank, misalnya http://www.abc.com. Browser yang digunakan tidak akan membuka situs web bank tersebut, melainkan dibelokkan ke halaman situs web lain yang tampilannya sama. Dan Anda akan mengisi data pribadi di halaman web tersebut, termasuk PIN Anda.
(+) SIM swap (PEMBAJALAM KARTU SIM),
Modus ini dilakukan oleh pelaku yang
bermaksud untuk melakukan kejahatan perbankan dengan modus penggantian
SIM card
di unit kerja operator seluler. Modus penipuan
ini memanfaatkan nomor atau kartu SIM yang diambil alih tanpa sepengetahuan
korban. Lalu, nomor yang sudah diambil alih tersebut digunakan untuk mengakses
akun perbankan korban. Cara pelaku melakukan kejahatan SIM Swap adalah dengan
mendatangi operator penyedia layanan ponsel dengan menggunakan identitas palsu.
Mereka mengaku nomornya rusak atau hilang, lalu meminta penggantian kartu SIM.
Setelah melakukan verifikasi identitas, operator seluler akan menerbitkan kartu
SIM pengganti dan menonaktifkan kartu SIM yang masih berada di tangan pemilik
yang sah.
Setelah mereka menguasai kartu SIM pengganti, pelaku kejahatan kemudian melakukan transaksi finansial, umumnya dengan menggunakan kartu kredit atau nomor rekening bank. Lalu, bank penerbit akan mengirimkan sandi sekali pakai (One Time Password atau OTP) ke nomor SIM tersebut. Kemudian, transaksi finansial pun akan dianggap sah tanpa sepengetahuan korban. Umumnya, pelaku kejahatan sudah memiliki informasi perbankan korban yang didapat dari hasil pengumpulan data secara tidak sah, baik melalui email atau situs phishing, SMS penipuan, atau membeli data nasabah dari sindikat.
Saatnya Menjadi Nasabah Cerdas
Jika para pelaku pencurian data begitu pintar memanfaatkan situasi dan kelengahan korbannya, maka untuk mensiasatinya kita harus menjadi nasabah cerdas yang tidak gampang terperdaya permainan murahan mereka. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan agar aman bertransaksi dan terhindar dari kejahatan perbankan
☑ Waspada terhadap email yang mengarahkan Anda ke website palsu dan meminta login akun. Cek dan cermati email pengirim, pastikan email pengirim sesuai email resmi. Berhati-hatilah terhadap pop-up (akun palsu) ketika Anda sedang mengakses halaman tertentu. Terlebih jika pop-up tersebut meminta akses login atau informasi pribadi seperti token, nomor kartu kredit, dan lain-lain.
☑ Pastikan Anda mengetahui dan mengakses website asli akun perbankan yang Anda miliki. Pada address bar website resmi biasanya terdapat icon kunci dan keterangan SSL Certificate yang valid, ditunjukkan dengan HTPPS. Layanan keamanan SSL ini diperlukan untuk validasi keaslian website dan keamanan transaksi, juga meningkatkan kepercayaan pengguna. Kedua, bila menemui proses transaksi yang tidak biasa segera hentikan dan lapor pada bank. Ketiga, jangan lupa untuk mengganti password secara berkala
Setelah mereka menguasai kartu SIM pengganti, pelaku kejahatan kemudian melakukan transaksi finansial, umumnya dengan menggunakan kartu kredit atau nomor rekening bank. Lalu, bank penerbit akan mengirimkan sandi sekali pakai (One Time Password atau OTP) ke nomor SIM tersebut. Kemudian, transaksi finansial pun akan dianggap sah tanpa sepengetahuan korban. Umumnya, pelaku kejahatan sudah memiliki informasi perbankan korban yang didapat dari hasil pengumpulan data secara tidak sah, baik melalui email atau situs phishing, SMS penipuan, atau membeli data nasabah dari sindikat.
Saatnya Menjadi Nasabah Cerdas
Jika para pelaku pencurian data begitu pintar memanfaatkan situasi dan kelengahan korbannya, maka untuk mensiasatinya kita harus menjadi nasabah cerdas yang tidak gampang terperdaya permainan murahan mereka. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan agar aman bertransaksi dan terhindar dari kejahatan perbankan
☑ Untuk transaksi internet
banking, berusahalah tidak menggunakan komputer umum seperti warnet dan PC
kantor, karena bisa saja username dan password masih tertinggal. Jika komputer
yang digunakan diinstal key logger, username dan password
yang diketik pasti akan tertinggal dan bisa dibuka kapan saja. Bagi pengguna
komputer sendiri, disarankan nasabah untuk memindainya terlebih dahulu,
sehingga tahu apakah aman dari virus maupun malware.
☑ Waspada terhadap email yang mengarahkan Anda ke website palsu dan meminta login akun. Cek dan cermati email pengirim, pastikan email pengirim sesuai email resmi. Berhati-hatilah terhadap pop-up (akun palsu) ketika Anda sedang mengakses halaman tertentu. Terlebih jika pop-up tersebut meminta akses login atau informasi pribadi seperti token, nomor kartu kredit, dan lain-lain.
☑ Pastikan Anda mengetahui dan mengakses website asli akun perbankan yang Anda miliki. Pada address bar website resmi biasanya terdapat icon kunci dan keterangan SSL Certificate yang valid, ditunjukkan dengan HTPPS. Layanan keamanan SSL ini diperlukan untuk validasi keaslian website dan keamanan transaksi, juga meningkatkan kepercayaan pengguna. Kedua, bila menemui proses transaksi yang tidak biasa segera hentikan dan lapor pada bank. Ketiga, jangan lupa untuk mengganti password secara berkala
☑ Bagi pemilik kartu kredit atau anda yang
terbiasa bertransaksi via internet banking, agar Anda dapat selalu memantau
aktivitas transaksi Anda, Anda sebaiknya mengaktifkan layanan notifikasi dari bank anda melalui telepon selular. Setiap kali ada transaksi perbankan,
pihak bank akan mengirimkan SMS notifikasi mengenai transaksi tersebut.
Jika Anda mengganti nomor ponsel, sebaiknya segera melakukan pembaruan data
nomor ponsel Anda dengan menghubungi bank Anda.
☑ Dalam melakukan transaksi di Internet dengan menggunakan kartu kredit misalnya untuk berbelanja atau transaksi lainnya, biasanya pihak toko atau bisnis online mengharuskan Anda memasukkan data dan informasi tambahan untuk memastikan kartu kredit tersebut benar milik anda. Sebaiknya anda selalu waspada dan mencari informasi terlebih dahulu tentang situs online tempat anda hendak bertransaksi dengan kartu kredit tersebut. Pastikan dulu keabsahannya agar anda tidak menjadi korban pembajakan kartu kredit. Menggunakan kartu kredit untuk berbelanja di situs belanja online yang terlihat tidak kredibel tidak dianjurkan karena kurang terjamin keamanannya.
Semoga artikel diatas bermanfaat sebagai referensi, agar anda terhindar dari berbagai modus kejahatan perbankan. Pilihan Aman Bertransaksi, Budaya Cerdas Nasabah Masa Kini.
REFERENSI :
☑ Dalam melakukan transaksi di Internet dengan menggunakan kartu kredit misalnya untuk berbelanja atau transaksi lainnya, biasanya pihak toko atau bisnis online mengharuskan Anda memasukkan data dan informasi tambahan untuk memastikan kartu kredit tersebut benar milik anda. Sebaiknya anda selalu waspada dan mencari informasi terlebih dahulu tentang situs online tempat anda hendak bertransaksi dengan kartu kredit tersebut. Pastikan dulu keabsahannya agar anda tidak menjadi korban pembajakan kartu kredit. Menggunakan kartu kredit untuk berbelanja di situs belanja online yang terlihat tidak kredibel tidak dianjurkan karena kurang terjamin keamanannya.
Semoga artikel diatas bermanfaat sebagai referensi, agar anda terhindar dari berbagai modus kejahatan perbankan. Pilihan Aman Bertransaksi, Budaya Cerdas Nasabah Masa Kini.
REFERENSI :
Waspada
SIM Swap, Kejahatan yang Bisa Membobol Rekening Bank Anda Melalui Kartu SIM
Sumber Gambar :
Dokumen Pribadi
Sumber Gambar :
Dokumen Pribadi
Leave a Comment